Keterangan : Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Batam talah memulai perbaikan jalan yang rusak di Komplek Nagoya Newtown. Senin, (26/2/2024). |
Batam, Rotasikepri.com - Demi menanggapi keresahan warga disebabkan kerusakan jalan di Komplek Nagoya Newtown. Lubuk Baja. Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Batam talah memulai perbaikan jalan yang rusak. Senin, (26/2/2024).
Kendati demikian, harapan Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Batam, Suhar agar fungsi jalan jangan diganggu selain fungsi semestinya.
"Ya harapan kita, agar fungsi jalan jangan diganggu oleh kegiatan lain, selain kepentingan jalan," ujar Suhar saat dikonfirmasi melalui laman whatsapp.
Suhar juga mengatakan, hari ini sudah dimulai perbaikan badan jalan di Komplek Nagoya Newtown.
"Kita perbaiki dulu badan jalan yang tak kena jualan biar bisa dilewati, hari ini sudah dimulai. Sedangkan untuk perbaikan selanjutnya, menunggu kalau yang jualan sudah ditertibkan," balasnya lagi.
Dalam hal ini, diminta kepada Satpol PP maupun instansi terkait lainnya agar dapat menertibkan lapak kuliner yang terkesan liar dan diduga menimbulkan kemacetan dan kerusakan sepanjang jalan di Komplek Nagoya Newtown.
Selain itu, lapak kuliner itu juga terindikasi adanya pungutan liar (Pungli) yang dilakukan para pengelola lapak tersebut.
Foto Istimewa |
Seperti diketahui dalam pemberitaan sebelumnya, Jumat, (23/2), sederetan lapak kuliner yang berada di sepanjang jalan Komplek Nagoya Newtown, Kecamatan Lubuk Baja terkesan liar dan terindikasi pungutan liar (Pungli).
Pasalnya, lapak tersebut berdiri di atas jalan yang menjadi lalu lintas para pengendara dari arah pasar tos 3000 menuju hotel utama maupun sebaliknya.
Selain itu, sepanjang jalan tersebut juga dihiasi dengan kerusakan yang amat serius menambah kemacetan sangat parah dan menimbulkan keresahan warga saat melintas.
"Kesal bang, sudah jalannya rusak, ditambah lagi banyak lapak penjual makanan jadi memperkecil ruas jalan. Belum lagi kendaraan para pembelinya, makin bertambah macet saat ingin di lintasi," ujar kesal warga berinisial W saat diwawancarai oleh pewarta tidak jauh dari lokasi.
Ia juga menanyakan, apakah lapak tersebut resmi atau memiliki izin dari pemerintah ?
"Belum lagi air cucian piring dan sampahnya yang dibuang sembarangan, pas siang, bau nya menyengat kali. Mereka berjualan disitu ada izin atau tidak bang, bisa jadi liar atau tidak resmi ya bang," katanya.
Menanggapi keresahan warga, pewarta mencoba menelusuri dan mengali informasi terkait status keberadaan lapak kuliner tersebut.
"Kami disini bayar sewa pak, kalo saya bayar enam bulan sekali sebesar Rp 8.000.000,-" ungkap salah satu pemilik lapak kuliner berinisial YN
Selain bayar sewa kata YN, ia juga membayar iuran listrik. "Listrik juga kami bayar, beda uang sewa dan uang listrik," ujarnya.
Lebih lanjut YN menjelaskan, bahwa ada seorang yang diduga sebagai pengelola berinisial EL untuk menagih pembayaran sewa jika sudah waktunya membayar.
"Jika sudah jatuh tempo pembayaran sewa, pak EL yang datang menagih, dia mengaku sebagai pengelola disini pak. Untuk listrik beda lagi orang nya," imbuh YN kepada pewarta.
Dalam kasus ini, diduga adanya tindakan pungutan liar (pungli). Sehingga diminta kepada para instansi terkait seperti, Kecamatan Lubuk Baja, Satpol PP dan lain-lain maupun dari pihak kepolisian agar mengusut dugaan pungli tersebut.
Hingga berita ini dinaikan, pewarta masih mencoba konfirmasi kepada instansi terkait maupun pengelola dan pihak kepolisian dalam hal ini Polsek Lubuk Baja. (Red)
Posting Komentar