Articles by "Semarang"

Tampilkan postingan dengan label Semarang. Tampilkan semua postingan


Semarang,RotasiKepri.com -- Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo membuka rapat kerja teknis (rakernis) Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Lemdiklat) Polri di Semarang, Jawa Tengah,  Kamis (25/3/2021). Rakernis tahun ini mengangkat tema 'Transformasi Lemdiklat Polri yang Presisi dalam Rangka Mempersiapkan SDM Polri yang Unggul di era Revolusi industri 4.0 menuju masyarakat 5.0'.


Dalam arahannya, Kapolri mengatakan, seluruh kapasitas kemampuan peserta rakernis Lemdiklat Polri agar diturunkan ke junior agar menjadi polisi yang baik. Sigit juga mengingatkan agar terus meningkatkan koordinasi dengan instansi lain.


"Ada tantangan dan harapan di setiap pembentukan karakter untuk menanamkan nilai kepribadian bahwa jiwa korsa tetap ada dan ditanamkan," kata Listyo.


Kapolri juga meminta kapasitas kualitas pendidikan ditingkatkan dari sisi wawasan dan pengetahuan. Komunikasi publik, kata Sigit juga penting diajarkan sebagai kemampuan ketrampilan di lapangan.


"Soliditas dan sinergitas di level atas sudah dilaksanakan, maka perlu diperluas di level menengah ke bawah atau pelaksana," katanya.


Mantan Kabareskrim Polri ini mengatakan, agar dalam proses pendidikan yang dilalukan tetap mematuhi protokol kesehatan. Mengingat saat ini, pandemi COVID-19 belum juga usai. Diharapkan semua siswa taruna dan pengasuh sudah divaksin tahap dua. "Protokol kesehatan tetap dijalankan di lembaga pendidik," katanya.


Mantan Kapolda Banten itu juga meresmikan Monumen Mochammad Jasin di Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang. Menurut dia, sosok Mochammad Jasin menjadi contoh  untuk menanamkan nilai-nilai semangat dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara sehari-hari.


"Alhamdulillah kami mendapatkan restu dapat meresmikan patung Moch. Yasin yang merupakan contoh dan tradisi yang harus kita kenang," ungkapnya.


Mochammad Jasin merupakan Kepala Polisi senior saat bersama-sama berjuang untuk Indonesia merdeka. Tercatat pada tanggal 21 Agustus 1945 atau beberapa hari setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia.


Inspektur Polisi Moechammad Jasin yang saat itu menjabat Komandan Polisi di Surabaya, berani mengubah nama Tokubetsu Keisatsu Tai (Polisi Jepang) menjadi Polisi Istimewa, lalu memproklamirkan Pasukan Polisi Istimewa menjadi Polisi Republik Indonesia, serta tunduk pada Pemerintah Indonesia yang  baru merdeka beberapa hari. 


Kemudian langkah awal yang dilakukan Polisi Istimewa adalah mengadakan pembersihan dan pelucutan senjata terhadap Tentara Jepang yang kalah perang.


Mochammad Jasin juga berani merebut senjata dan membagi senjata tersebut kepada TKR pada peristiwa 10 November 1945. Namun, Mochammad Yasin saat itu tak ingin prestasi nya di ekspos sebab tidak ingin diketahui oleh pemerintahan.


Monumen patung Mochammad Jasin yang kini berdiri di gerbang Akademi Kepolisian Semarang tersebut, merupakan sumbangan angkatan pertama Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.

(RK)


Semarang, RotasiKeori.com -- Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah melupakan sejarah perjuangan bangsanya, demikian juga POLRI yang besar perlu selalu mengingat Sejarah Perjuangan serta Dharma Bhakti para Tokoh-Tokoh  pendahulunya.


Bahwa yang kita ketahui, setelah hampir satu tahun Proklamasi Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) 17 Agustus 1945, “baru” kemudian pada 1 Juli 1946 yaitu hari disatukannya Polisi Indonesia yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia (sistem fragmented) dijadikan sebagai Kepolisian Nasional oleh Perdana Mentri, selanjutnya ditetapkan sebagai  HARI BHAYANGKARA.

Namun karena banyaknya masyarakat yang menafsirkan Hari Bhayangkara sebagai Hari Ulang Tahun Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI), sehingga timbul pertanyaan yang menggelitik, apakah dalam tenggat waktu hampir satu tahun tersebut NKRI tidak memiliki POLRI ?. Padahal Polisi sudah ada sejak Kemerdekaan 17 Agustus 1945.


Sekilas ternyata begini sejarahnya, 3(tiga) hari setelah Proklamasi Kemerdekaan NKRI tanggal 17 Agustus 1945, *pada tanggal 21 Agustus 1945 Almarhum Bapak Inspektur Polisi Moechammad Jasin dengan gagah berani mengubah nama Tokubetsu Keisatsu Tai ( Polisi Jepang ) menjadi  *Polisi Istimewa* dan tunduk pada Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang  baru merdeka beberapa hari. 

Kemudian *Polisi Istimewa* membuktikan 

*Kesetiaan dan Bhaktinya* kepada Negara dan Bangsa Indonesia. Dimana sebagai langkah awal yang dilakukan Polisi Istimewa adalah mengadakan pembersihan dan pelucutan senjata terhadap Tentara Jepang yang kalah perang.


Pada sa’at ini, sudah sepantasnya kita

tidak melupakan sejarah perjuangan bangsa khususnya sejarah perjuangan dan dharma bhakti polisi dalam ikut merebut dan mempertahankan  Kemerdekaan, sekaligus harus memahami peristiwa yang terjadi sebelum dan setelah bulan Agustus 1945, yang diantaranya adalah;


-Pada tanggal  7 Desember 1941, terjadi 

Pengeboman Pearl Harbor berupa serangan dadakan yang dilakukan angkatan laut Jepang terhadap armada pasific angkatan laut Amerika Serikat yang tengah berlabuh di Pangkalan Angkatan Laut Pearl Harbor di Kota Honolulu Pulau Oahu-Hawai.

- Kemudian Pada tanggal 10 Januari 1942, Jepang masuk ke Indonesia, dimana Jepang mendarat dengan kekuatan invasi militer untuk pertama kali di Tarakan Kalimantan Utara. Karenanya  

Belanda akhirnya dibuat  tidak kuasa untuk mempertahankan Indonesia dan menyerah pada tanggal 7 Maret 1942. Sejak tanggal 9 Maret 1942, Indonesia secara resmi dijajah oleh Jepang . 


*Pada tahun 1944 Jepang merekrut pemuda asli pribumi yang diantaranya adalah Moechammad Jasin, mereka dididik sebagai polisi istimewa dengan kemampuan  tempur seperti tentara Jepang yang diberi nama Tokubetsu Keisatsutai atau Polisi Istimewa.*


- Pada 6 Agustus 1945, Kota Hiroshima dijatuhi bom atom dan pada 9 Agustus 1945, Kota Nagasaki juga dijatuhi bom atom oleh Amerika Serikat. Kedua kota tersebut hancur total dan instalasi militer Jepang lumpuh yang membuat berahirnya Perang Dunia Kedua.

*Kemudian Soekarno-Hatta memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945*.


Bagi semua anggota Polri semestinya mencatat dan jangan pernah melupakan peristiwa sejarah setelah Proklamasi 17 Agustus 1945 dimana:


-*Pada tanggal 19 Agustus 1945, dibentuk Badan Kepolisian Negara (BKN) oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)*.

-*Pada tanggal 21 Agustus 1945, Inspektur Polisi Kelas-1 atau Letnan Satu Polisi Moechammad Jasin dengan jabatan sebagai Komandan Polisi di Surabaya, memproklamasikan bahwa *Pasukan Polisi Istimewa menjadi Polisi 

Republik Indonesia*, 

dan menyatakan untuk bersatu dengan rakyat Indonesia dalam perjuangan mempertahankan proklamasi 17 Agustus 1945. Selanjutnya sebagai langkah awal yang dilakukan adalah mengadakan pembersihan dan pelucutan senjata terhadap tentara Jepang yang kalah perang.


Pada saat ini banyak senior polisi berharap agar *tanggal 21 Agustus dapat diresmikan menjadi *”Hari Bhakti Polri”*


*Pada tanggal  29 September 1945*,

*Presiden Soekarno melantik RS Soekanto Tjokrodiatmodjo menjadi  Kepala Kepolisian (KKN) RI Pertama*. Dan menempatkan kedudukan Polri dibawah Perdana Mentri.

Kiranya sesuatu yang yang tidak berlebihan apabila *Bapak Jendral Polisi RS Sukanto bisa diresmikan sebagai “Bapak Pionir Polri”.

Selanjutnya sama halnya dengan *Bapak Jendral  Polisi Hoegeng Imam Santoso* yang perlu juga untuk bisa ditetapkan sebagai *”Bapak Polisi Jujur”*. 

Kemudian Bapak Jendral Polisi Prof Dr Awaludin Djamin MPA perlu ditetapkan sebagai “Bapak Pembenahan Polri”.


Demikian sekilas pengingat lupa terkait tentang dimulainya keberadaan dan dharma bhakti POLRI oleh seorang anggota Polri *Pahlawan Nasional Komjen Pol Dr H Moechammad Jasin*.


Bravo POLRI dalam melaksanakan doktrin Tata Tentrem Kerta Raharja untuk mewujudkan keamanan yang kondusif guna meningkatkan produktifitas masyarakat demi terwujudnya masyarakat yang maju, adil dan makmur.


Untuk itu, pada hari Kamis 25 Maret 2021, Kapolri Jendral Polisi Drs Listyo Sigit Prabowo MSi meresmikan Monumen Perjuangan dan Bhakti Komjenpol DR H M.JASIN yang didirikan  oleh Alumni AKABRIPOL PERTAMA 1970/WASPADA dibawah pimpinan Kapolri Pada Masanya Jendral Polisi Purnawirawan Drs R Suroyo Bimantoro, sebagai monumen tonggak sejarah perjuangan dan dharma bhakti polisi yang dilakukan oleh seorang tokoh pahlawan nasional pejuang polisi *berupa Monumen Perjuangan dan Bhakti Pahlawan Nasional KOMJEN POL DR.M.JASIN*, bertempat di Kesatrian *Akademi Kepolisian Negara Republik Indonesia (AKPOL)* di Semarang.

Guna mengenang dan sekaligus sebagai  penghormatan kepada seorang 

Tokoh POLRI Pahlawan Nasional Komjen Pol (P) Moechammad Jasin, sekaligus untuk memberikan Pembinaan Tradisi Santi Aji dan Santi Karma kepada Taruna Akademi Kepolisian sebagai generasi penerus Polri.

Acara peresmian tersebut dihadiri oleh Para Kapolri pada masanya, Dubes Croatia di Zagreb, Keluarga Bapak M Jasin, para Alumni AKABRIPOL PERTAMA 1970 dan para Perwakilan Angkatan Alumni AKABRIPOL.


*DUKUNGAN DAN DO’A KAMI SEMUA,*

*Semoga Semua Insan Bhayangakara POLRI :*

*-Tetap Semangat Dalam Pengabdian  Terbaik Untuk Masyarakat-Bangsa-Negara*:

*-Tetap Amanah Sebagai Pelindung-Pengayom-Pelayan Masyarakat*

*-To Be Fighter Crimes-Helper Deliquents-Loves Humanity*

*-Mampu Memelihara KAMTIBMAS Tetap Kondusif dan Masyarakat Semakin Produktif Dalam Tatanan Kehidupan Baru (Tata Tentrem Kerta Raharja)*

*-Menjadi Pemimpin Masyarakat Yang Memberi dan Membantu, Bukan Yang Mengambil dan Membebani Masyarakat,*

*-Semakin PRESISI (Prediktif, Responsif, Transparansi-Berkeadilan), Profesional,Tegas Humanis dan Modern-Terpercaya*.

-*Penegakan Hukum tidak hanya tajam kebawah, tapi tajam juga keatas maupun kesamping berdasar Hukum dan Keadilan.



Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.