Remas Kemaluan Tetangga Sampai Koyak Hingga Mendapat 20 Jaitan, Pelaku Masih Bebas Berkeliaran


Ket. Foto : Korban dan istrinya


Simalungun,RotasiKepri.com --  Sudah lima hari dilaporkan ke Polsek Bangun - Polres Simalungun, sesuai laporan polisi nomor : LP/55/XI/2021/SU/Simal/Sek-Bangun, tanggal 28 Nopember 2021, namun sampai saat ini, DS (45), warga Huta III Nagori Silau Malaha Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara pelaku yang meremas kemaluan tetangganya sampai koyak hingga mendapat 20 jaitan, masih bebas berkeliaran ketawa ketiwi dikampungnya seperti merasah tidak bersalah dan tidak ada masalah.


Melihat hal tersebut , Korban SMP (50), warga yang sama dengan pelaku, dimana rumah pelaku dan korban hanya berjarak 20 Meter saja bersama keluarga mendesak Bapak Kapolres Simalungun dan Kapolsek Bangun untuk segera menangkap pelaku agar diproses sesuai hukum yang berlaku. 


Ditemui Rotasi Kepri dikediamannya, Jumat (3/12/2021), Korban SMP menerangkan kejadiannya Jumat (26/11/2031), malam sekira pukul 23 : 30 Wib.


" Jadi di kedai itu (warung tuak Marga Munthe) aku mau membayar tuak ku, lalu pelaku mengatakan kepada saya, kemana Mr Kuncrit. Lalu Kujawab, mau bayar tuakku bahh...kau jangan bilang kuncrit lah, aku sudah Ompung Mikael,..Pak Benny. Kalau gak mau kau bilang Ompung Mikael, pak Benny...gitu kan enak, kubilang. Setelah itu, pulang lah aku, mau kembali kebangku ku sendiri.. kembali lagi pelaku mengatakan, terus pergi kau, terus cemen kau...dan kujawab,  jawab itu pak Holman, gak ada urusan ku disitu, urusan kalian lah itu. Lalu aku kembali ke bangkuku. Setelah duduk sebentar, aku merasah gak enak, kemudian, aku pulang guna untuk menghindari ribut.


Dan saat aku pulang, ternyata pelaku mengikuti ku dari belakang. Sama - sama kawan ini (sambil menunjuk kearah rumah yang ada diberendeng rumah korban- red) yang juga mau pulang, sudahlah kita ikuti dari belakanglah, gak apa itu, kata kawan ini (tetangga sebelah rumah korban Marga Silalahi)," papar korban menceritakan kronologis sebelum kejadian.


Korban tetap jalan tenang hendak pulang menuju rumahnya. Tiba - tiba, pelaku dari belakang mendahului korban temannya marga Silalahi tetap dibelakang sedang buang air kecil dan tidak mengikuti pelaku lagi. Lalu pas mau dapat pokok jambu, pelaku kembali menemui dan mencegat langkah korban dan berkata ," apa nya katamu Tulang, lalu dijawab korban, apa emang kubilang sama kamu. Kembali pelaku mengatakan, apa maksudmu, dijawab korban, apa maksudmu mencegat perjalanan pulangku, aku mau pulang, awas ..awas aku mau pulang. Kemudian, dengan cepat, menggunakan tangan kanan dan tangan kirinya (bergabtian) langsung masuk ke dalam celana karet korban, pelaku kemudian menggenggam dengan sangat kuat kemaluan korban.


Korbanpun meronta...meringis kesakitaan.."aduh..aduh...aduh, matilah aku..lepaskanlah itu. Setelah korban merasahkan darah keluar dari kemaluannya, lalu korban memegang kepala pelaku dan menumbuk pelaku serta mendorong badan pelaku hingga genggaman pelaku dikemaluan korban terlepas.


Setelah lepas, korbanpun menenangkan diri sambil mengambil nafas dan melihat tetesan darah sudah banyak keluar dari kemaluannya. 


Terus datang anak korban bernama Sardi dan bertanya ke korban ,"kenapa Bapak, sudahlah....ayolah kita pulang, lalu korban ditarik anaknya pulang.


Setelah dirumah, dimana saat itu istri korban duduk didepan pintu rumah mereka, Tiba - tiba anak pelaku inisial AS datang dan berhenti di halaman depan rumah korban, lalu berkata dengan lantang, "kenapa kau bikin Bapak ku Ompung, dijawab korban kenapa bapakmu ku bikin, ini sudah berdarah dibuat bapakmu sambil menunjukkan kemaluannya ke anak pelaku. Ini sudah berdarah banyak, tengok besok, kubilang begitu," ungkap korban.


Masih dilokasi yang sama, anak korban Meiyuliana Pakpahan (32) dan Norawaty Pakpahan (23) mengaku kejadian ia ketahui pukul 24.00 Wib dan oangsung melarikan Bapak (korban) ke rumah sakit umum Djasamen Saragih. Karena , harus melapor ke Polsek Bangun dan kami takut karena hari sudah larut malam, mengantisipasi begal, hanya mengobati bapak lah yang terpikir kan saat itu.


"Dan besok paginya, Sabtu (27/11/2021), pagi, saya mengundang bapak Gamot Rindu Hokkop Panjaitan. Saya undang bapak Gamot supaya mengundang dan memanggil si pelaku secara kekeluargaan dan bapak Gamot pun menemui pelaku. Dan saat ditemui Gamot, pelaku tidak mengakui perbuatannya. Setelah diberitahukan oleh Gamot. Bapak Gamot 2 kali datang kerumah. Menurut pengakuan pelaku ke Gamot, bukan dia yang membuat luka pada kemaluan bapak saya. Lalu datang Gamot, kalau bukan lae yang membuat gak mungkin terjadi luka, sementara posisinya lae kawannya berkelahi," ucap Meiyuliana Pakpahan mengulang perkataan Gamot yang diterimanya.


"Iya, memang kami berantam. Ini pengakuan pelaku ke Gamot. Kalau memang biaya perobatannya kubiayai pun itu, ngomonglah lae ke Tulang itu (maksudnya kepada korban). Terus, datanglah Gamot kerumah korban. Pengakuannya malam....malam lah dapat informasi, sabarlah ito, nanti malam lagi kami berunding, itu kata Gamot sama kami. Mendengar itu, kami pun menunggu sampai malam yang dijanjikan, trus Malam Minggu, datanglah Gamot sekira pukul 22.00 Wib. Ngomong ngan Gamot sma kami ada bahasa pelaku ke Gamot, kalau masalah pengobatan, semampuku kukasih nanti, tapi tunggulah datang itomu lae, ucap pelaku sama Gamot," jelas anak korban mengulang pembicaraannya dengan Gamot.


Karena tidak ada titik temu, selanjutnya adek saya datang dan menemui pelaku ," kenapa gak dihargai aku, Kudiamian masalah ini bukan berarti aku diam saja. Aku diam gak dihargai, malah duduk dia (pelaku) santai - santai, ketawa ketawi diwarung yang ada dipasar itu. Pergilah itoku (adek laki lakinya) menemui pelaku yang saat itu ada dirumah tetangga. Dan saat bertemu dengan pelaku, itoku langsung bertanya kepada pelaku," uda cemananya Uda. Kemananya rupanya kejadiannya ini. Apanya maksud Uda, gak ada komentar uda sedikit pun. Mendengar itu, pelaku berkata, tunggu dulu, berak (buang air besar) dulu aku, sambil berjalan masuk kerumah tetangga. Karena masuk kerumah tetangga, praduga itoku (adek laki lakiku) beda, dipikir pelaku masuk kerumah tetangga hendak mengambil benda tajam. Kemudian, itoku pergi dan pulang kerumah. Dan selanjutnya pelaku tidak menampakkan diri lagi," papar abak korban.


Selanjutnya, Minggu (28/11/2021), korban bersama keluarga pergi ke Polsek Bangun melaporkan kejadian tersebut. "Kami lapor, terus polisi langsung melakukan Olah TKP. Setelah selesai melakukan Olah TKP, datang bahasa tak enak. Hasil selesai Olah TKP, kami kembali pergi ke Polsek Bangun. Dan Senin (29/11/2021), bersama Polisi, yang melakukan olah TKP, di visum lah Bapak. Tapi sampai hari ini, gak ada kelanjutan prngaduan laporan kami itu," ungkap anak korban.


"Kaki berharap, secepat mungkinlah ditangani kasus yang menimpa orang tua (Bapak) kami ini. Kami berharap kepada Bapak Kapolres Simalungun dan Bapak Kapolsek Bangun agar secepatnya pelaku ditangkap. Soalnya, kondisi Bapak saya sekwrang semakin parah. Itu pernafasan loh, kondisi luka di kemaluan orang tua saya semakin parah. Saya selaku abak, hati saya mendidih melihat sipelaku di depan pintu rumah kami tertawa terbahabahak," ucapnya sambil meminta agar pelaku segera ditangkap. 


"Akibat peristiwa itu, Bapak saya harus mendapat 20 jaitan di kemaluannya...8 jahitan dibagian dalam dan 12 jahitan dibagian luar," jelasnya. (Taman)
Labels:

Posting Komentar

[blogger]

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.