Ternyata, Selama 150 Tahun Siantar Tidak Memiliki Motto



Ket foto  : Diskusi yang digelar Universitas Simalungun (USI), dengan tema ‘Quo Vadis: Sapangambei Manoktok Hitei’, Rabu (21/4/2021


Pematang Siantar, RotasiKepri.com -- Terkuak dalam diskusi yang digelar Universitas Simalungun (USI), dengan tema ‘Quo Vadis: Sapangambei Manoktok Hitei’, Rabu (21/4/2021), ternyata oh ternyata selam  Selama 150 tahun Kota Pematangsiantar tidak memiliki motto.


Sejarah Kota Pematangsiantar menyatakan, secara de facto mottonya ‘Sapangambei Manoktok Hitei’ telah ada. Namun secara de jure, motto itu justru tidak jelas. 


Hal ini sungguh - sunghuh menyedihkan, ternyata sampai saat ini Kota Pematangsiantar belum memiliki motto yang pasti


Padahal, mottonya ‘Sapangambei Manoktok Hitei’ ini mengandung makna yang sangat terhormat dan dengan motto itu, dapat mempersatukan keberagaman suku dan agama sebagai penduduk Kota Pematangsiantar.


Pada diskusi yang digelar USI kali ini, menampilkan 8 orang narasumber dari berbagai disiplin ilmu, yakni Ketua Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD Kota Pematangsiantar, Astronout Nainggolan, akademisi USI Dr Hisarma Saragih, Ulung Napitu, Anggiat Sinurat dan sejumlah narasumber lainnya.


Ulung Napitu menjelaskan, meninjau dari sisi antropologi, agar motto itu serius dijadikan Peraturan Daerah (Perda) dan itu tugas DPRD Kota Pematangsiantar serta Pemko Siantar. Bahkan, karena selama 150 tahun Kota Pematangsiantar tidak memiliki motto, sehingga sempat muncul kecurigaannya


Beliau berharap, agar hasil diskusi kali ini benar - benar harus disampaikan kepada Pemko dan DPRD Kota Pematangsiantar, karena sudah dijadikan Rancangan Peraturan Daeah (Ranperda) dan tinggal melakukan pembahasan menjadi Perda.


Sementara itu, narasumber lainnya, Anggiat Sinurat mengatakan, dari sisi perencanaan, motto "Sapangambei Manoktok Hitei" tentu berbasis kewilayahan atau kearifan lokal. Apalagi soal pembangunan berbasis ke wilayah lokal sesuai dengan visi dan misi Presiden Joko Widodo (Jokowi)


“Untuk itu, dalam setiap perencanaan pembangunan motto "Sapangambei Manoktok Hitei" harus disertakan karena motto itu mengandung nilai kebersamaan yang dapat mengundang partisipasi semua pihak sebagai aktor,” tegasnya


Ditambahkan Riduan Manik yang meninjau dari sisi hukum mengatakan, penetapan motto dimaksud harus jelas secara hukum, sehingga wajib dijadikan Perda.”Motto itu sudah berulang-ulang disuarakan. Tetapi, secara de jure harus ada secara tertulis. Apalagi dalam logo Kota Pematangsiantar tidak mencantumkan motto itu,” ungjapnya


Sementra Astronout Nainggolan mengatakan, siap membahas motto "Sapangambei Manokktok Hitei" dijadikan Perda. Apalagi memang sudah dijadikan Ranperda untuk dibahas


“Namun demikian, perlu penajaman tentang motto yang bermakna bergotong royong untuk mencapai suatu tujuan. Saya sendiri memahami, tujuan itu untuk kesejahteraan masyarakat,” akunya


Ia mengaku, siap melakukan pembahasan. Apalagi saat ini DPRD Kota Pematangsiantar sudah mengesahkan Perda insiatif tentang Cagar Budaya dan CSR.


Di seluruh Indonesia, semua kota tentu mempunyai motto yang selalu dijunjung tinggi. Namun mengapa Kota Pematangsiantar belum juga mempunyai motto. Untuk itu, ini menjadi hutang bagi saya dan anggota DPRD Kota Pematangsiantar untuk menuntaskannya,” ucap Astronout seraya berjanji


Diskusi dibuka Rektor USI, Corry Purba. Dia mengatakan, hasil diskusi itu harus disampaikan secara tertulis kepada Pemko  dan DPRD Kota Pematangsiantar agar ditindaklanjuti. (RK - taman)



  

Posting Komentar

[blogger]

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.